Studi kelayakan (Feasibility Study) peternakan pembibitan sapi
Daging sapi menjadi topik dan isu yang terus mengemuka. Kenaikan harga yang demikian fantatis pada masa tertentu seperti hari raya sering memicu diskusi di berbagai media. impor sapi terus terjadi memicu cibiran bagi sebua negara agraris dengan tanah luas menghijau sepanjang tahun. Kasus politik-hukum seputar daging sapi menjadi bumbu yang menjadikan perbincangan seputar daging sapi menjadi sesuatu yang makin menarik.
Dalam konteks pemasaran, daging sapi secara umum tergolong sebagai produk non branded. Produk komoditas. Riset SNF Consulting untuk keperluan studi kelayakan ini menunjukkan bahwa daging non merek masih mendominasi. Maka, ketika harganya melambung tinggi dengan secara sederhana bisa dianalisis bahwa telah terjadi kelangkaan pasokan. Ada permintaan yang tinggi sementara pasokan tidak mampu menyediakan dalam volume yang cukup. Secara alami hal ini akan memicu kenaikan harga. Ada kesenjangan antara permintaan dengan pasokan.
Kesenjangan yang memicu melambungan daging sangat tidak bagus efeknya bagi negeri ini. Naiknya harga daging akan cenderung menurunkan konsumsi daging di masyarakat. Efek berikutnya adalah penurunan kualitas nutrisi masyarakat. Kelompok masyarakat perpendapatan rendah makin tidak mampu menjangkau harga daging. Maka, anak-anak mereka yang mestinya diberi gizi melimpah akan semakin tidak tercukupi kebutuhan gizinya.
Studi kelayakan ini mengkaji bagaimana menagkap peluang kesenjangan itu. Bukan sekedar urusan laba dan uang. Menangkap peluang penyediaan daging sapi yang melimpah dengan harga terjangkau sampai kalangan bawah adalah bagian kecil dari sebuah perjuangan untuk menjadikan generasi yang akan datang berkualitas tingggi dengan nutrisi dan gizi yang melimpah. Sebuah kepedulian kepada negeri yang ditegakkan dengan pekik Allahu Akbar di kota pahlawan ini. Tentu saja tetap dengan pendekatan manajemen dan perhitungan keuangan yang cermat.
www.studikelayakan.com