REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA — Sebagai bentuk dukungan pada penerapan angkutan massal cepat trem di Surabaya, DPRD Kota Surabaya menyediakan dana studi kelayakan sebesar Rp 5,6 miliar pada tahun anggaran 2015.
Ketua DPRD Surabaya, Armuji, di Surabaya, Sabtu (6/12), mengatakan, alokasi anggaran ini diperlukan mengingat Proyek AMC berdampak langsung pada warga Surabaya, baik secara ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.
“Seperti dampak terhadap nasib sopir dan pengusaha angkutan umum yang sekarang ini lagi resah,” kata Armuji.
Selain itu, lanjut dia, untuk pembebasan lahan yang digunakan untuk trem di Surabaya diharapkan jangan sampai pembangunannya sama dengan proyek monorel di Jakarta yang kini terbengkalai.
“Gara-gara ada sebagian kecil lahan yang tidak bisa dibebaskan, akhirnya proyek monorel jadi terkatung-katung,” katanya.
Menurut dia, proyek yang menelan biaya triliunan rupiah itu atau sekitar Rp15 miliar perkilometer, dikhawatirkan nanti hanya menjadi monumen belaka.
“Jangan sampai nasibnya seperti incenerator (mesin pembakar sampah) yang terbengkalai dan sekarang masih meninggalkan masalah,” katanya.
Soal penganggaran AMC, tambah Armuji, sekarang ini kan masuk di skenario ketiga, yakni pemerintah Kota Surabaya mengandalkan dana dari APBN.
Skenario pertama, kata dia, yakni menggandeng Bank Dunia untuk pendanaan AMC sudah gagal. Skenario kedua dengan melibatkan pihak ketiga (investor), sampai sekarang tidak ada kejelasan.
“Jadi sekarang ini kan pemerintah kota memakai opsi yang ketiga, yaitu dengan mengandalkan dana APBN,” kata Armuji.