Jakarta – Pemerintah memastikan kajian awal studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya telah rampung. Dipastikan biayanya lebih rendah dibandingkan nilai yang ditawarkan Jepang.
Kajian yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) ditaksir mencapai Rp 22 triliun sampai Rp 23 triliun, di bawah yang diajukan Jepang yakni US$ 3 miliar atau Rp 39 triliun.
Apa yang membuat kajian awal proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya versi pemerintah lebih murah ?
Direktur Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi BPPT, Rizqon Fajar, mengatakan ada beberapa hitungan awal yang berbeda dengan Jepang.
“Salah satunya dari rate SDM yang melakukan survei lebih murah dibandingkan jasa asing,” kata Rizqon, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (10/2/2017).
Tidak hanya itu, biaya proyek ini juga lebih murah dikarenakan masih menggunakan track atau rel yang sudah ada saat ini atau existing, dan menggunakan kereta bertenaga diesel.
Pemerintah telah menyelesaikan kajian awal studi kelaikan atau pra feasibility study proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya yang berkecepatan 160 kilometer (km) per jam. Kajian tersebut juga telah dikonsultasikan oleh beberapa kementerian terkait, dan telah diajukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pekerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya akan diputuskan oleh Presiden Jokowi, untuk masuk ke tahap kajian yang lebih detail atau feasibility study (FS). Pada tahap ini akan ditentukan mengenai pemanfaatan pembangunan proyek, desain proyek, hingga skema pembiayaan proyek.
Sumber : http://ptspt.bppt.go.id/berita/90-kajian-kereta-kencang-jkt-sby-versi-pemerintah-lebih-murah-dari-jepang